1. Asal-Usul dan Latar Belakang : Nuruddin lahir sekitar tahun 1560-1570 di Ranir, Gujarat, India, dan wafat di Aceh sekitar tahun 1658. Keluarganya dari kalangan pedagang muslim yang taat, yang membuatnya terbiasa dengan lingkungan intelektual Islam sejak kecil. Ini membentuk dasar ilmunya, karena Gujarat saat itu pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan.
2. Perjalanan Menuntut Ilmu : Dia belajar di Gujarat, Mekah, Madinah, dan mungkin Bagdad. Guru-gurunya termasuk ulama terkenal seperti Syekh Ahmad al-Qusyasyi. Tantangan utamanya adalah perjalanan jauh dan bahaya laut pada era itu, ditambah persaingan intelektual di pusat Islam.
3. Karya Intelektual : Karyanya penting seperti "Bustan al-Salatin" (taman raja-raja), yang membahas fiqih dan tasawuf, serta "Sirat al-Mustaqim" tentang akidah. Isinya memadukan ajaran Sunni dengan budaya lokal, mempengaruhi Islam di Nusantara dan mencegah penyimpangan seperti wahdatul wujud.
4. Peran dan Kontribusi Global : Dikenal di bidang fiqih, tasawuf, dan pendidikan. Dia berkontribusi di Aceh sebagai mufti, dan pengaruhnya sampai ke Malaysia dan India. Tempat perjuangannya utama di Aceh, tapi juga Gujarat dan Mekah.
4. Murid dan Jaringan Keilmuan : Muridnya seperti Hamzah Fansuri dan Abdul Rauf Singkel menjadi tokoh penting di Indonesia, menyebarkan ajarannya ke Sumatera dan Jawa.
6. Perjuangan dan Keteguhan Iman : Dia melawan penjajahan Belanda di Aceh dengan dakwah dan tulisan, menolak kompromi. Keberaniannya terlihat dalam kritik terhadap penguasa yang korup, sambil tetap teguh pada iman meski ada ancaman.
7. Nilai-Nilai Keteladanan : Yang menonjol adalah kerja keras, rendah hati, semangat belajar, dan cinta tanah air. Dia hidup sederhana, fokus pada ilmu, bukan kekayaan.
8. Relevansi untuk Generasi Sekarang : Nilai-nilainya bisa diterapkan remaja masa kini melalui disiplin belajar, keberanian melawan ketidakadilan, dan cinta budaya lokal—seperti belajar giat meski sibuk gadget, atau berdakwah melalui media sosial.
9. Inspirasi Pribadi : Kalau bisa bertemu, saya bertanya: "Bagaimana cara Anda tetap teguh iman di tengah tantangan politik?" Penting karena saya sering ragu menghadapi tekanan dunia modern, dan penjelasannya bisa jadi panduan.
10.Karya Kelompok Kreatif : "Di lautan ilmu, Nuruddin berlayar, / Melawan gelombang penjajah dengan pena yang tajam. / Rendah hati, tapi api iman tak padam, / Menginspirasi kita: belajar, berjuang, tetap teguh."

Komentar
Tuliskan Komentar Anda!