Orang Tua Penunjuk Jalan Hidupku: Amanah Tarbiyah dalam Islam
Peran orang tua dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah peran yang paling mendasar dan menentukan. Mereka bukan sekadar penyedia sandang dan pangan, melainkan arsitek utama yang membentuk cetak biru spiritual dan moral seorang anak. Dalam terminologi agama, orang tua adalah "penunjuk jalan hidup" yang bertugas membimbing anak-anak menuju jalan keselamatan, yaitu jalan yang diridhai Allah Swt. Tanggung jawab ini bukanlah pilihan, melainkan amanah besar yang bersumber langsung dari perintah Allah dalam Al-Qur'an surat at-tahrim.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
yaaa ayyuhallaziina aamanuu quuu angfusakum wa ahliikum naarow wa quuduhan-naasu wal-hijaarotu 'alaihaa malaaa-ikatun ghilaazhung syidaadul laa ya'shuunalloha maaa amarohum wa yaf'aluuna maa yu-maruun
Yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)
Menurut tafsir para ulama, memelihara keluarga dari api neraka dilakukan dengan mengajarkan ilmu agama dan mendidik akhlak mereka. Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu \space anhu menafsirkan ayat ini dengan: “Didiklah keilmuan mereka, didiklah akhlak mereka.” Ayat ini menjadi dalil pokok bahwa orang tua memiliki tugas pertama dan utama sebagai pembimbing (penunjuk jalan) agar anak tidak terjerumus dalam kekafiran dan kemaksiatan yang menyeret ke neraka.
Hadis Nabi: Pertanggungjawaban dan Pemberian Terbaik
Konsep orang tua sebagai pemimpin (penunjuk jalan) di lingkup keluarga dipertegas oleh Rasulullah saw. melalui sabdanya. Setiap orang tua memegang kepemimpinan (kewenangan dan tanggung jawab) atas keluarganya, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban di Hari Akhir:
Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini secara gamblang menunjukkan bahwa bimbingan hidup yang diberikan orang tua adalah bagian dari tugas kepemimpinan yang wajib dilaksanakan. Jika anak tersesat dari jalan kebenaran, orang tua turut menanggung beban pertanggungjawaban tersebut. Selain itu, Rasulullah saw. juga menegaskan bahwa pemberian (warisan) terbaik dari orang tua bukanlah harta, melainkan pendidikan adab (akhlak) yang baik:
Artinya: “Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) adab yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Pendidikan adab (akhlak) inilah esensi dari peran "penunjuk jalan". Orang tua yang sukses adalah yang berhasil menanamkan adab, kesopanan, kejujuran, dan ketaatan kepada Allah, yang merupakan modal utama anak dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Keteladanan: Metode Utama Penunjuk Jalan
Proses penunjukan jalan ini tidak bisa hanya melalui lisan, tetapi harus melalui keteladanan (uswah hasanah). Anak-anak dibekali oleh Allah fitrah keimanan, namun orang tualah yang akan menguatkan atau justru merusaknya, sebagaimana sabda Nabi saw.:
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menekankan betapa krusialnya lingkungan keluarga. Orang tua yang menunjukkan perilaku Islami—seperti disiplin dalam shalat berjamaah, bertutur kata lembut, dan bersikap jujur—secara otomatis menjadi peta dan kompas hidup bagi anak. Mereka menunjukkan secara praktik bagaimana cara menempuh jalan yang lurus (shirāthal mustaqīm).
Doa Orang Tua: Jalan Spiritual Menuju Hidayah
Selain usaha mendidik, orang tua juga memiliki senjata spiritual yang sangat ampuh: doa. Peran sebagai penunjuk jalan akan sempurna dengan memohon hidayah kepada Allah melalui doa yang ikhlas. Doa orang tua untuk anaknya termasuk dalam tiga doa yang tidak tertolak:
Artinya: “Tiga doa yang pasti dikabulkan yang tidak ada keraguan di dalamnya: doanya orang tua untuk anaknya...” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dengan demikian, orang tua menunaikan perannya sebagai penunjuk jalan melalui tiga pilar: pertama, tanggung jawab mendidik (sesuai QS. At-Tahrim: 6); kedua, keteladanan akhlak (sesuai Hadis tentang Fitrah); dan ketiga, doa tulus yang menjadi jaminan dikabulkan.
Pada akhirnya, "Orang Tua Penunjuk Jalan Hidupku" adalah gambaran ideal dalam PAI. Orang tua adalah pemegang kunci keberhasilan anak di dunia dan akhirat. Mereka yang berhasil menjadikan anak-anaknya saleh berarti telah menunaikan amanah Allah, dan pahala dari anak saleh yang mendoakannya akan terus mengalir meskipun kedua orang tuanya telah tiada. Inilah puncak kesuksesan dari peran penunjuk jalan.
Apakah Anda ingin saya mengembangkan salah satu poin, misalnya tentang pendidikan shalat sejak usia dini berdasarkan hadis?


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!