"Mensyukuri Nikmat Allah".
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirobbil'alamin, wash-sholatu wassalamu 'ala asyrofil anbiya'i wal mursalin, wa 'ala aalihi wa shohbihi ajma'in. Amma ba'du.
Hadirin sekadalian yang dimuliakan Allah SWT,
Pertama-tama, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang dengan limpahan nikmat-Nya kita bisa berkumpul di majelis yang penuh berkah ini dalam keadaan sehat wal-afiat.
Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merenungkan satu hal yang seringkali kita lupakan, yaitu nikmat Allah.
Saudara-saudaraku, jika kita mencoba menghitung nikmat yang telah Allah berikan, niscaya kita tidak akan mampu. Mulai dari nikmat yang paling mendasar: nikmat iman dan Islam, hingga nikmat yang paling kita rasakan saat ini: nikmat kesehatan—dapat bernapas tanpa alat bantu, dapat melihat, dapat berjalan. Semua itu adalah karunia besar.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, Surah Ibrahim ayat 7:
Yang artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Ayat ini memberikan dua janji yang jelas:
* Janji Penambahan: Jika kita bersyukur, Allah akan menambah nikmat itu.
* Peringatan Keras: Jika kita kufur (mengingkari nikmat), maka azab-Nya sangat pedih.
Lalu, bagaimana cara kita mensyukuri nikmat Allah?
Syukur bukan hanya diucapkan di lisan dengan alhamdulillah. Syukur itu memiliki tiga tingkatan:
* Syukur dengan Hati: Mengakui dan menyadari sepenuhnya bahwa semua nikmat yang kita peroleh adalah murni pemberian dari Allah SWT.
* Syukur dengan Lisan: Mengucapkan puji-pujian kepada Allah, seperti Alhamdulillah, dan menceritakan nikmat tersebut sebagai bentuk pengakuan.
* Syukur dengan Perbuatan (Amal): Menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan kehendak-Nya.
* Menggunakan kesehatan dan waktu luang untuk beribadah dan beramal saleh.
* Menggunakan harta untuk bersedekah dan membantu orang lain.
* Menggunakan akal untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dan menjauhi kemaksiatan.
Mari kita jadikan hidup ini sebagai kesempatan untuk terus bersyukur. Jangan sampai kita menjadi hamba yang hanya mengingat Allah saat susah, tetapi melupakan-Nya saat senang.
Semoga Allah menjadikan kita semua hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur, sehingga nikmat kita terus ditambah, dan kita dihindarkan dari azab-Nya yang pedih.
Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!