Syaikh Yusuf Abul Manasin  Tajul Khawati Almakasari

Syaikh Yusuf Abul Manasin Tajul Khawati Almakasari

1. Asal-Usul dan Latar Belakang

Syaikh Yusuf Abul Mahasin lahir di Gowa, Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 1626. Ia berasal dari keluarga bangsawan dan religius. Ayah dan ibunya dikenal taat beragama, sehingga sejak kecil Yusuf tumbuh dalam lingkungan yang mencintai ilmu dan spiritualitas. Lingkungan keluarga inilah yang menjadi fondasi penting bagi perjalanan keilmuannya di kemudian hari.

Beliau wafat pada tahun 1699 di Cape Town, Afrika Selatan, saat masih berada dalam masa pengasingan yang dilakukan oleh penjajah Belanda.

2. Perjalanan Menuntut Ilmu

Sejak usia 15 tahun, Syaikh Yusuf memulai perjalanan panjang menuntut ilmu:

Makassar dan Banten: mempelajari dasar-dasar Agama Islam.

Aceh: belajar kepada ulama-ulama besar di Kesultanan Aceh.

Yaman, Hijaz, Syam, dan Turki (Istanbul): memperdalam fikih, tasawuf, tafsir, dan hadis.

Mekkah dan Madinah: belajar kepada banyak ulama besar, termasuk tokoh tarekat.

Guru-guru terkenalnya antara lain:

Syaikh Arsyad al-Banjari (ulama besar Nusantara)

Syaikh Abu Abdullah Muhammad al-Muhyi

Ulama Mekkah dan Madinah dari berbagai tarekat, terutama Tarekat Khalwatiyah

Tantangan terbesar: perjalanan jauh melintasi negara dengan transportasi laut, kondisi politik yang tidak stabil, dan ancaman kolonialisme Belanda.

3. Karya Intelektual

Karya-karya penting Syaikh Yusuf meliputi kitab tasawuf, akhlak, dan ketauhidan, antara lain:

Zubdatul Asrar

Al-Barakat as-Sailaniyyah

Al-Fawâid al-‘Ala’iyyah

Bidayat al-Mubtadi’

Sirrus Salikin

Isi dan pengaruh:

Karya-karya beliau menekankan hubungan hamba dengan Allah, pembersihan jiwa, akhlak, zikir, dan keteguhan iman. Pemikiran Syaikh Yusuf sangat berpengaruh di Nusantara, Afrika Selatan, dan dunia Islam. Ajarannya masih digunakan sebagai dasar dalam tarekat Khalwatiyah dan Sammaniyah.

4. Peran dan Kontribusi Global

Syaikh Yusuf dikenal dunia internasional dalam bidang:

Tasawuf

Dakwah

Fikih

Perlawanan terhadap kolonialisme

Negara yang menjadi tempat perjuangannya:

Indonesia (Gowa, Banten)

Aceh

Yaman

Arab Saudi

Sri Lanka

Afrika Selatan

Beliau adalah tokoh global, bukan hanya ulama lokal Nusantara.

5. Murid dan Jaringan Keilmuan

Beberapa murid dan pengikut beliau yang berpengaruh:

Sultan Ageng Tirtayasa (Banten)

Para ulama tarekat Khalwatiyah di Nusantara

Komunitas Muslim Cape Town yang menjadikan beliau Wali Kota (Waliullah) dan pelopor perkembangan Islam di Afrika Selatan

Jaringan keilmuannya meluas dari Nusantara sampai Timur Tengah.

6. Perjuangan dan Keteguhan Iman

Bentuk perjuangan beliau:

Membantu Sultan Ageng Tirtayasa melawan penjajahan Belanda di Banten.

Tetap berdakwah dan menegakkan syariat meski diasingkan ke Sri Lanka dan Afrika Selatan.

Tidak pernah mundur dari menyuarakan kebenaran walau dipenjara dan diawasi ketat.

Keberanian berdakwah:

Dalam pembuangan pun beliau tetap berdakwah, mengajarkan Al-Qur’an, memperkuat akidah, dan membangun komunitas Muslim yang taat.

7. Nilai-Nilai Keteladanan

Nilai yang paling menonjol dari Syaikh Yusuf:

Semangat menuntut ilmu

Keberanian melawan penjajah

Kesabaran dan keteguhan iman

Kerendahan hati

Cinta tanah air

Mengutamakan akhlak dan kedamaian

8. Relevansi untuk Generasi Sekarang

Nilai perjuangannya sangat cocok diterapkan oleh remaja saat ini:

Tekun belajar dan tidak mudah menyerah.

Menjaga akhlak di sekolah maupun di rumah.

Mencintai tanah air dan menjaga perdamaian.

Berani membela kebenaran dengan cara yang santun.

Tidak cepat putus asa meski menghadapi banyak tantangan.

9. Inspirasi Pribadi

Pertanyaan yang ingin kutanyakan kepada Syaikh Yusuf:

"Bagaimana cara menjaga hati tetap bersih dan kuat menghadapi zaman yang penuh godaan?"

Alasannya:

Karena sebagai remaja, kita sering menghadapi tekanan, pergaulan, dan hal-hal yang bisa membuat kita lemah atau jauh dari nilai kebaikan. Nasihat beliau pasti sangat berharga.

10. Karya Kreatif Kelompok (Puisi / Kutipan)

Puisi Pendek

Di tanah Makassar engkau lahir,

Meniti samudra membawa cahaya taksir.

Imu dan iman kau bawa berkelana,

Hingga Afrika pun mengenal namamu selamanya.

Wahai Syaikh Yusuf sang penuntun jiwa,

Keteguhanmu hidup sepanjang masa.

Dari rantai pembuangan hingga dakwah mulia,

Engkau ajarkan bahwa iman takkan pernah sirna.

Berita Popular

Advertisement