. Asal-Usul dan Latar Belakang
Nama lengkap: Syaikh Abdus Samad al-Jawi al-Palimbani
Asal: Palembang, Sumatra Selatan
Lahir: Perkiraan awal abad ke-18 (sekitar 1704–1710 M)
Wafat: Diperkirakan sekitar 1789 M, menurut sebagian riwayat gugur dalam pertempuran melawan Siam di Kedah.
Lingkungan keluarga:
Ayahnya, Syaikh Abdullah bin Abdul Karim al-Jawi, adalah ulama besar Melayu yang lama tinggal di Makkah. Lingkungan keluarga yang religius membuatnya akrab dengan ilmu agama sejak kecil, lalu mendorongnya menuntut ilmu hingga ke pusat-pusat keilmuan Islam di Timur Tengah.
2. Perjalanan Menuntut Ilmu
Tempat belajar:
Palembang (dasar-dasar ilmu agama)
Aceh (pusat keilmuan Islam Melayu)
Makkah dan Madinah (lebih dari 30 tahun)
Yaman dan Mesir (kunjungan ilmu)
Guru-guru terkenal:
Syaikh Muhammad bin Abdul Karim al-Samani
Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari (sahabat sekaligus sesama murid)
Syaikh Muhammad Nafis al-Banjari
Ulama-ulama tarekat Syattariyah dan Sammaniyah di Makkah
Tantangan zamannya:
Perjalanan laut yang sangat panjang dan berbahaya
Kondisi politik Nusantara tidak stabil karena kolonialisme
Keterbatasan akses ilmu bagi orang Nusantara di Timur Tengah
Penjajahan yang mencoba memutus hubungan Nusantara–Haramain
3. Karya Intelektual
Beberapa karya terbesar beliau:
1. Hidayatus Salikin
Ringkasan tasawuf berdasarkan Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali.
Pengaruh: menjadi kitab tasawuf paling populer di Nusantara, dipelajari di pesantren hingga kini.
2. Siyarus Salikin
Karya besar 4 jilid yang menguraikan sifat-sifat hamba, adab, dan perjalanan spiritual menuju Allah.
Pengaruh: menjadi rujukan utama kaum sufi di Aceh, Sumatra, Banjar, Jawa, hingga Thailand Selatan.
3. Risalah Fi Jihad al-Kuffar
Menjelaskan hukum jihad dan motivasi perjuangan membela negeri Muslim.
Pengaruh: mempengaruhi semangat perlawanan Aceh dan Kedah terhadap penjajah.
4. Beberapa syair dan risalah kecil
Tentang tasawuf, akidah, dan amalan tarekat.
4. Peran dan Kontribusi Global
Bidang yang dikenal:
Tasawuf (terutama Syattariyah dan Sammaniyah)
Dakwah dan pendidikan
Pemikiran politik dan jihad melawan penjajah
Wilayah perjuangan:
Makkah dan Madinah (mengajar dan menulis)
Palembang & Aceh (pengaruh pemikiran)
Kedah (ikut jihad melawan agresi Siam)
Thailand Selatan
5. Murid dan Jaringan Keilmuan
Jaringan muridannya meliputi ulama Nusantara yang belajar di Haramain, antara lain:
Ulama Aceh dan Kedah yang membawa pemikiran jihad beliau
Para pengamal tarekat Sammaniyah di Nusantara
Secara intelektual, karya beliau turut mempengaruhi:
Syaikh Daud al-Fatani
Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari
Ulama-ulama Palembang dan Pattani
Meskipun tidak semua merupakan murid langsung, mereka berada dalam jaringan keilmuan yang sama.
6. Perjuangan dan Keteguhan Iman
Aktif menyeru umat Islam untuk melawan penjajah dan agresi non-Muslim, terutama di Kedah dan Pattani.
Mengajarkan jihad sebagai kewajiban mempertahankan negeri Islam.
Menulis risalah untuk membangkitkan semangat perjuangan umat.
Riwayat paling terkenal: beliau gugur dalam pertempuran melawan invasi Siam (Tha) di Kedah. Ini menjadi bukti keberanian dan keteguhan imannya.
7. Nilai-Nilai Keteladanan
Nilai yang menonjol dari beliau:
Cinta tanah air (membela negeri Kedah dan Pattani)
Kerja keras & ketekunan belajar puluhan tahun di Timur Tengah
Rendah hati meskipun menjadi ulama besar
Spiritualitas tinggi melalui tasawuf
Keberanian dalam dakwah dan jihad
Kedisiplinan menulis dan mengajar
8. Relevansi untuk Generasi Sekarang
Nilai-nilai yang bisa diterapkan remaja:
Semangat belajar: terus menuntut ilmu meski ada tantangan.
Cinta tanah air: berkontribusi positif pada bangsa.
Keteguhan akhlak: menjauhi perilaku buruk di era digital.
Sikap rendah hati: meski punya ilmu atau prestasi.
Berani membela kebenaran: tidak takut menyampaikan hal yang benar.
9. Inspirasi Pribadi
Pertanyaan yang ingin kutanyakan:
“Bagaimana caranya menjaga hati tetap ikhlas dan kuat di tengah cobaan zaman modern?”
Alasan:
Dalam kehidupan sekarang, banyak godaan, kemewahan, dan tekanan sosial. Nasihat seorang ulama besar tasawuf akan sangat bermanfaat untuk menjaga ketenangan jiwa dan fokus pada hal baik.
10. Karya Kreatif (Kutipan / Puisi Pendek)
Puisi Inspiratif:
Dari Palembang kau melangkah jauh,
Menjemput ilmu hingga tanah suci.
Hatimu bening, tekadmu teguh,
Mengajar umat tanpa henti.
Dalam sunyi kau menulis cahaya,
Dalam perang kau berdiri di garis depan.
Wahai Palimbani, pewaris taqwa,
Jasamu abadi sepanjang zaman.

Komentar
Tuliskan Komentar Anda!