Berpikir dengan kritis

Berpikir dengan kritis

DAKWAH ISLAMI: BERPIKIR KRITIS DALAM ISLAM


MUKADIMAH


Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kita semua.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.


Amma ba’du,

Hadirin yang dirahmati Allah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita termasuk dalam golongan hamba-hamba yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya.



---


ISI DAKWAH


Hadirin sekalian,

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, izinkan saya menyampaikan tausiyah dengan tema “Berpikir Kritis dalam Islam.”


Islam adalah agama yang sangat menghargai akal dan ilmu pengetahuan. Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan manusia untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akalnya. Salah satu contohnya dalam Surah Al-Baqarah ayat 219, Allah berfirman:


> “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu berpikir.”




Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa berpikir merupakan perintah Allah, bukan sekadar anjuran.

Namun, berpikir yang dimaksud bukan berpikir sembarangan, melainkan berpikir kritis — berpikir dengan hati yang bersih, logika yang benar, dan berdasarkan ilmu yang jelas.


Berpikir kritis berarti tidak mudah percaya sebelum meneliti, tidak langsung menilai tanpa bukti, dan selalu mencari kebenaran berdasarkan dalil yang kuat.

Nabi Ibrahim AS menjadi contoh terbaik. Beliau mencari Tuhan yang sejati dengan cara berpikir dan meneliti alam. Beliau melihat bintang, bulan, dan matahari, lalu berkata,


> “Aku tidak suka kepada yang tenggelam.” (QS. Al-An’am: 76)




Dari proses berpikir itulah, Nabi Ibrahim menemukan kebenaran bahwa Tuhan hanyalah Allah SWT, Tuhan yang Esa dan kekal.


Hadirin yang berbahagia,

Berpikir kritis juga sangat penting di zaman modern seperti sekarang. Kita hidup di era informasi yang serba cepat. Banyak berita palsu, fitnah, dan kabar yang menyesatkan tersebar di media sosial. Seorang muslim yang berpikir kritis tidak mudah termakan hoaks, tidak mudah terprovokasi, dan selalu memeriksa kebenaran sebelum menyebarkan sesuatu.


Rasulullah SAW bersabda:


> “Cukuplah seseorang disebut pendusta jika ia menceritakan semua yang didengarnya.” (HR. Muslim)




Hadis ini mengingatkan kita agar tidak mudah mempercayai dan menyebarkan informasi tanpa berpikir terlebih dahulu.


Maka dari itu, berpikir kritis adalah bagian dari keimanan. Dengan berpikir kritis, kita bisa memahami kebenaran Islam secara mendalam, membedakan antara yang hak dan yang batil, serta menjadi umat yang bijaksana.



---


PENUTUP


Hadirin rahimakumullah,

Dari uraian tadi dapat kita simpulkan bahwa berpikir kritis adalah ajaran mulia dalam Islam.

Seorang muslim yang cerdas bukan hanya rajin beribadah, tetapi juga menggunakan akalnya untuk menegakkan kebenaran dan menjauhi kebodohan.


Mari kita latih diri untuk selalu berpikir kritis, bertanya dengan adab, meneliti dengan ilmu, dan selalu menimbang segala sesuatu dengan hati yang jernih.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kebijaksanaan dan keteguhan iman dalam menghadapi setiap persoalan hidup.


Akhirul kalam,

Semoga dakwah singkat ini memberi manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Berita Popular

Advertisement