Di tangan mereka aku di bentuk

Di tangan mereka aku di bentuk

Orang tua adalah amanah dari Allah yang diberikan kepada setiap anak sebagai tempat pertama belajar tentang kehidupan. Sejak kecil, aku tumbuh dalam bimbingan mereka, yang tidak hanya mengajarkanku cara berjalan dan berbicara, tetapi juga menanamkan nilai-nilai iman sebagai fondasi hidup. Mereka selalu mengatakan bahwa kesuksesan sejati dimulai dari hati yang dekat dengan Allah.

Ayahku adalah sosok yang tegas namun penuh kasih. Ia selalu mengingatkanku bahwa ilmu tanpa akhlak hanya akan menjadi beban. Setiap pagi, sebelum aku beraktivitas, ayah mengajariku untuk memulai hari dengan doa agar langkahku diridhai Allah. Kata-katanya sederhana, tetapi maknanya terus melekat: “Nak, Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.”

Ibuku adalah contoh kelembutan yang penuh keteguhan. Dengan sabar, ia membimbingku untuk selalu bersyukur atas apa pun yang aku miliki. Ibu tidak pernah lelah mengajarkan bahwa rezeki yang berkah berasal dari kejujuran dan kerja keras. Ketika aku menghadapi kesulitan, ibu selalu menenangkanku dan berkata, “Allah tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan.”

Setiap malam, kami selalu meluangkan waktu untuk berdoa bersama. Ayah dan ibu percaya bahwa keluarga yang dekat dengan Allah akan dimudahkan jalannya. Dari kebiasaan itulah aku belajar bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari pencapaian dunia, tetapi juga dari seberapa dekat kita menjaga hubungan dengan Sang Pencipta.

Tak hanya itu, orang tuaku selalu mendorongku untuk terus belajar. Mereka menanamkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban sepanjang hidup. Ayah sering mengingatkanku pada hadis Nabi yang memerintahkan umatnya untuk mencari ilmu hingga akhir hayat. Karena itu, setiap kali aku malas belajar, mereka mengingatkanku bahwa menuntut ilmu adalah ibadah.

Dalam perjalanan hidupku, nasihat mereka menjadi kompas yang selalu membimbing. Saat aku jatuh dan merasa gagal, aku mengingat bahwa Allah menguji hamba-Nya yang Ia sayangi. Dari orang tuaku, aku belajar bahwa kegagalan bukan akhir, tetapi jalan untuk menjadi lebih kuat dan lebih dekat kepada-Nya.

Kini aku menyadari bahwa segala karakter, keteguhan, dan semangat dalam diriku terbentuk berkat bimbingan orang tuaku. Di tangan mereka, aku dibentuk menjadi pribadi yang berusaha untuk selalu berpegang pada nilai agama, berakhlak baik, dan tidak mudah menyerah. Semoga aku dapat menjadi anak yang membanggakan mereka dan mendapat keberkahan Allah dalam setiap langkah hidupku.

Berita Popular

Advertisement