Menjaga lisan, Menjaga kehormatan Diri

Menjaga lisan, Menjaga kehormatan Diri

Menjaga Lisan, Menjaga Kehormatan Diri

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, serta kesehatan hingga kita bisa berkumpul dalam majelis ilmu yang penuh berkah ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan kali ini, marilah kita renungkan bersama tentang salah satu perkara penting dalam kehidupan kita, yaitu menjaga lisan.

Saudaraku sekalian,

Lisan adalah bagian kecil dari tubuh kita, namun dampaknya sangat besar. Dengan lisan, seseorang bisa mendapatkan pahala yang luar biasa, namun dengan lisan juga seseorang bisa jatuh ke dalam dosa yang amat dalam.

Banyak orang yang masuk neraka bukan karena kurangnya ibadah, tetapi karena tidak mampu menjaga lisannya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

> مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.”

— (QS. Qaf: 18)

Artinya, setiap kata yang keluar dari lisan kita akan tercatat. Tidak ada yang terlewat, baik yang baik maupun yang buruk.

Maka, berhati-hatilah dalam berbicara — karena ucapan yang kita anggap sepele, bisa menjadi beban berat di hari perhitungan kelak.

Allah juga mengingatkan dalam surah Al-Hujurat ayat 11-12, agar kita menjauhi ghibah (menggunjing), saling mencela, dan memanggil dengan panggilan buruk. Allah berfirman:

> وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik.”

— (QS. Al-Hujurat: 12)

Bayangkan, Allah menggambarkan orang yang suka bergosip seperti memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati. Itu menunjukkan betapa keji dan menjijikannya dosa ghibah

-Dampak Buruk

Tidak menjaga lisan bisa menimbulkan banyak keburukan, di antaranya:

1. Merusak hubungan persaudaraan karena ucapan yang menyakitkan.

2. Menimbulkan fitnah dan perpecahan di tengah masyarakat.

3. Menghapus pahala ibadah, karena dosa akibat ucapan yang buruk.

4. Membuat hati menjadi keras, sebab terlalu sering berbicara hal yang sia-sia.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

> مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”

— (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah pedoman hidup yang sederhana, tetapi sangat dalam maknanya. Jika ucapan kita membawa kebaikan — ucapkanlah. Jika tidak, lebih baik diam.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Mari kita jadikan lisan ini sebagai alat untuk menyebarkan kebaikan, bukan keburukan. Gunakan lisan untuk:

Berdzikir dan mengingat Allah,

Membaca Al-Qur’an,

Menyebarkan salam,

Memberi nasihat yang lembut,

Dan menyemangati orang lain.

Ingatlah, diam itu emas — terutama ketika kita sedang marah atau emosi.

Jagalah lisan kita sebagaimana kita menjaga kehormatan diri kita, karena kemuliaan seseorang sangat terlihat dari ucapannya.

Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan untuk menjaga lisan, menjaga hati, dan menjadikan setiap ucapan kita bernilai pahala di sisi-Nya.

Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Berita Popular

Advertisement