Sejak kecil, aku selalu melihat bagaimana orang tuaku mendampingi setiap langkah yang aku ambil. Di rumah sederhana kami, mereka selalu menyediakan waktu untuk membimbingku belajar, meskipun mereka sendiri lelah setelah bekerja. Ayah sering duduk di sampingku sambil membuka buku, memberikan penjelasan dengan sabar. Sementara itu, Ibu berdiri di dekatku, memastikan aku mengerti setiap pelajaran yang sedang kupelajari sebelum beralih ke materi berikutnya.
Setiap sore, suasana rumah terasa hangat. Cahaya matahari masuk lewat jendela, menyinari meja kecil tempat aku belajar. Di saat seperti itu, aku merasa bahwa perhatian mereka bukan sekadar tentang sekolah, tetapi tentang membentuk masa depanku. Mereka mengajariku untuk tidak hanya pintar, tapi juga disiplin, berusaha, dan tidak mudah menyerah.
Walau kadang aku mengeluh atau merasa lelah, Ayah selalu mengingatkan bahwa usaha hari ini adalah bekal untuk hidupku kelak. Ibu pun selalu menambahkan bahwa kesuksesan bukan tentang siapa yang paling cepat, tetapi siapa yang paling konsisten berusaha. Kata-kata mereka membuatku belajar untuk menghargai proses.
Aku tahu, tidak ada orang tua yang sempurna, tetapi kasih sayang mereka selalu membuatku merasa kuat. Mereka tidak meminta imbalan apa pun; mereka hanya ingin aku menjadi pribadi yang baik dan bisa mandiri. Itu sebabnya, setiap kali belajar atau mengerjakan tugas, aku selalu ingat bahwa ada dua orang yang selalu percaya bahwa aku bisa.
Bagi aku, orang tuaku adalah pahlawan yang tidak memakai jubah. Mereka mengajariku dengan cara yang sederhana, tetapi sangat berarti: dengan perhatian, dukungan, dan keteladanan. Dan karena merekalah, aku terus berusaha menjadi anak yang membanggakan.


Komentar
Tuliskan Komentar Anda!